Sabtu, 20 Maret 2010

Sistem Keamanan Mobil Saat Sopir dalam Kondisi Mengantuk v1 (Pendahuluan)

A. JUDUL

Sistem pendeteksi ketiduran berbasis kamera pada pengemudi kendaraan bermotor untuk mencegah kecelakaan dengan pengolahan citra digital.


B. LATAR BELAKANG MASALAH

Negara kepulauan terbesar di dunia, itulah sebuah julukan yang ditujukan kepada Negara Indonesia yang dilintasi oleh garis khatulistiwa. Julukan itu memng pantas ditujukan pada Indonesia, dikarenakan Indonesia memiliki 17.504 pulau dengan luas wilayah 1,9 juta meter persegi (Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, 2004).

Bukan hanya menjadi negara kepulauan terbesar, Indonesia juga menjadi negara dengan tingkat populasi yang tinggi di dunia. Jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 231 juta jiwa yang tersebar di seluruh pulau (Badan Pusat Statistik, 2009).

Jumlah populasi tersebut mempengaruhi jumlah pengguna kendaraan bermotor atau pengguna jalan raya di Indonesia. Hingga tahun 2007, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia total mencapai 63,8 juta unit dengan komposisi terbesar disumbang oleh sepeda motor yang mencapai 82,46 persen (AISI, 2007).

Dilihat dari rata-rata pertumbuhan, jumlah bus memiliki rata-rata kenaikan tertinggi selama lima tahun terakhir. Pertumbuhan jumlah bus ini ditunjang oleh maraknya perkembangan industri pariwisata dan kebutuhan sewa bus untuk antar jemput anak sekolah atau pekerja kantor. Dari total 3,3 juta bus di 2007, 19.446 merupakan bus antarkota antarprovinsi (AKAP), 8.224 bus pariwisata, 215 merupakan bus perintis sedangkan sisanya merupakan bus kota.

Tidak luput, mobil-mobil pribadi juga semakin marak menjamur. Hal ini didasari dari kebutuhan akan efisiensi perjalanan jauh dengan biaya ekonomis dan nyaman.

Seperti yang terlihat dalam grafik dibawah ini, pertumbuhan kendaraan bermotor semakin meningkat


Sumber :POLRI, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI)

Gambar 1 grafik pertumbuhan kendaraan bermotor

Peningkatan jumlah kendaraan bermotor akan menimbulkan masalah baru, yaitu kecelakaan lalu lintas.

Sebagai sampel, di wilayah Jabodatabek, kecelakaan lalu lintas karena kesalahan pengemudi mencapai 1002 jiwa pada tahun 2002, 2377 jiwa pada tahun 2003, 3854 jiwa pada tahun 2004, 3432 jiwa pada tahun 2005, dan 3092 jiwa pada tahun 2006. Seperti bagan dibawah ini :



SUMBER : JAJARAN DIT LANTAS POLDA METRO JAYA

Gambar 2. Grafik sebab kecelakaan di wilayah Jabodatabek


Untuk itu diperlukan suatu alat atau cara agar dapat meminimalisasi kecelakaan dengan cara pendeteksian awal terhadap rasa kantuk, sehingga angka kecelakaan karena kelalaian pengemudi juga dapat berkurang.

.

C. PERUMUSAN MASALAH

Rasa kantuk ketika mengemudi sangat berbahaya. Karena rasa kantuk menandakan kelelahan pada otak. Apabila hal itu berlangsung cukup lama, maka kendaraan yang kita kemudikan bisa lepas kontrol dan menabrak sesuatu. Bahkan akan memakan banyak korban jiwa.

Oleh sebab itu diperlukan sebuah alat yang dapat memberikan peringatan dini bila pengemudi merasa kantuk, yang dipasang di dashboard mobil atau bus, sehingga kecelakaan lalu lintas bisa dihindari akibat kelalaian pengemudi dapat diminimalisasi.


D. KEGUNAAN

Kegunaan perancangan alat pendeteksi kantuk dalam mobil ini adalah untuk mengurangi jumlah korban kecelakaan akibat pengemudi mengemudikan kendaraannya dalam keadaan mengantuk.

Alat ini bisa mengurangi jumlah korban kecelakaan lalu lintas karena sistem yang akan dibuat memiliki keluaran berupa buzzer yang secara cepat akan membangunkan pengemudi. Apabila pengemudi sudah bangun maka pengemudi dapat mengontrol laju dan arah kendaraannya seperti semula. Saat buzzer dibangkitkan maka lampu sein belakang juga akan menyala sehingga dapat menambah kewasapadaan pada kendaraan yang ada di belakangnya.

Dari segi ekonomi, berkurangnya tingkat kecelakaan akan berdampak pula pada berkurangnya kerugian akibat kerusakan kendaraan dan lainnya. Jadi bila kecelakaan berkurang maka kerugian finansial juga akan berkurang dan polisi pun akan lebih mudah dalam menanggulangi kecelakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar