Selasa, 20 April 2010

Doktor asal Jombang Menangi Kompetisi Teknologi Pertahanan di Inggris

Sang Robot Bisa Bedakan yang Sipil dan Militer

Hampir bersamaan dengan ulang tahun kemerdekaan Indonesia, Dr Subchan, peneliti asal Indonesia, berhasil meraih prestasi bergengsi di Inggris. Bahkan, Departemen Pertahanan Inggris berminat mengembangkan robot dan piranti ciptaan timnya.

NURANI SUSILO, London

SIAPA sangka dari Swindon, sebuah kota kecil yang berjarak sekitar dua jam berkendara dari London, seorang anak bangsa, Dr Subchan, kini menjadi pembicaran di Inggris. Peneliti di Cranfield University, Shrivenham Campus di Oxfordshire, Inggris, bersama timnya dinyatakan sebagai pemenang Minister of Defense (MoD) Grand Challenge.

MoD Grand Challenge adalah lomba bergengsi untuk mencari teknologi terapan di dunia militer yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Inggris. Subchan, pria yang lahir dan besar di Jombang, Jawa Timur, itu bersama Team Stellar mengembangkan Saturn (Sensing and Autonomous Tactical Urban Reconnaissance Network).

Saturn adalah semacam robot yang berfungsi mendeteksi ancaman musuh. Bukan sembarang robot. Ini adalah robot terpadu yang memiliki tiga komponen, baik di darat maupun udara, yang bisa mengidentifikasi kekuatan dan posisi musuh di medan pertempuran.

Tim Stellar adalah gabungan antara Cranfield University, Stellar Service Ltd, Blue Bear System Ltd, SELEX Sensors, dan Airborne System Ltd, TRW Conekt, dan Marshall Specialist Vehicles.

”Robot ini bisa menggantikan manusia untuk mengintai kekuatan dan posisi musuh, tanpa berisiko terlihat atau diketahui lawan,” jelas Subchan yang lulusan Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) jurusan matematika 1994 itu kepada Jawa Pos kemarin.

Karena berbagai kelebihan itu, Subchan dan Team Stellar dinyatakan unggul dibandingkan peserta lomba yang lain. Andy Wallace, perwira militer dari Departemen Pertahanan Inggris, mengakui ingin mendapatkan produk teknologi yang membuat misi prajurit di medan tempur semakin aman.”Kami ingin tentara yang bertugas di lapangan makin aman dan keselamatan mereka terlindungi, ” kata Wallace kepada stasiun televisi BBC.

Dalam konteks perang modern, lanjut Wallace, produk teknologi seperti yang dikembangkan Subcham dan timnya memang sangat relevan. Medan yang asing dan sulit, membutuhkan piranti yang bisa sangat membantu prajurit tempur.

Robot yang dikembangkan Team Stellar ini terdiri atas dua pesawat kecil dan satu kendaraan darat. Semuanya tanpa awak. Wahana ini dilengkapi dengan sensor radar, panas, dan visual. Untuk menyelaraskan kerja ketiga robot ini, sekaligus menganalisis hasil yang didapat, dibuat semacam pusat mengendali terpadu.

Kepada Jawa Pos Subchan memaparkan, tiga komponen robot yang dikembangkan Team Stellar itu punya fungsi sendiri-sendiri yang saling menunjang. Pertama, pesawat tanpa awak yang terbang tinggi. Alat ini berfungsi memetakan wilayah dan mengetahui medan. Pesawat ini bisa mendeteksi kendaraan militer; tank, bahkan sniper (penembak jitu) lawan.

Namun, untuk bom pesawat, alat ini tidak bisa mendeteksi secara akurat. Itulah sebabnya dibuat robot kedua dan ketiga berupa pesawat tanpa awak yang terbang rendah dan satu robot darat (ground vehicle). Kedua robot terakhir ini lebih berfungsi untuk mengecek atau melakukan verifikasi terhadap temuan pesawat pertama yang terbang tinggi .

Subchan, yang menempuh master bidang applied matematics (S2) di Delft University of Technology di Belanda pada 1998-2000 ini terlibat di bagian desain dan pengembangaan kendaraan udara dan darat tanpa awak.”Ini memang pekerjaan yang sangat menguras tenaga dan otak,” kata pria kelahiran Jombang Mei 1971 itu.
bonek_or_inarUTO

Dia menceritakan, proyek robot militer ini dimulai sekitar pertengahan 2007. Selama kurang lebih setahun, Team Stellar yang menggabungkan beberapa perusahaan pertahanan dan Cranfield University itu mengembangkan dan menguji coba Saturn di lapangan. Uji coba dilakukan di beberapa tempat di Inggris.

“Proyek ini membuat saya sering ke lapangan dan menghabiskan waktu di alam terbuka. Kadang selama berhari-hari menyempurnakan Saturn,” kata anak kedua dari empat bersaudara pasangan Abdul Muin dan Djamilah ini.

Dalam enam bulan terakhir, hampir tiap minggu Subchan dan timnya ke lapangan menguji Saturn. Waktu yang terbatas memang menjadi salah satu kendala pengembangan Saturn. Bahkan, sampai babak final pun, masih ada beberapa masalah yang mengganjal.

”Pada proofing event (pembuktian produk) yang berlangsung selama lima hari, kami sempat khawatir karena sampai hari ketiga komunikasi antara stasiun pengendali di darat dan robot kendaraan tidak begitu bagus,” bpak lima orang anak itu. Untunglah pada hari keempat, persoalan bisa diatasi.

Menurutnya, salah satu tantangan yang harus dilakukan setiap tim adalah dalam waktu satu jam harus mendemonstasikan hasil temuannya di Village of Copehill Down, di Salisbury Plain, Wiltshire, Inggris. Yakni, sebuah perkampungan yang khusus dibuat untuk latihan militer. Kondisi perkampungan itu dibuat sedemikian rupa mirip dengan medan peperangan, lengkap dengan snipers, bom, tank, peluncur roket, hingga aktor yang berperan sebagai tentara lawan dan penduduk sipil.

Dalam tantangan seperti itu, robot peserta MoD Grand Challenge harus bisa membedakan mana yang ancaman dan mana warga sipil biasa.

”Saya sangat bersyukur bisa menang,” kata suami Ima Imadatul yang pernah empat tahun bekerja di IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia) sebelum menjadi dosen ITS.

Subchan layak berbangga karena dari 11 tim yang mengikuti lomba ini hanya enam yang masuk babak final. Dan dari enam ini, Team Stellar menang dan berhak atas penghargaan begengsi RJ Mitchell Trophy. Tropi yang mengambil nama perancang pesawat Spitfire Fighter, pesawat tempur legendaris pada pertempuran Battle of Britain.

Penelitian pertahanan dan keselamatan sipil memang bukan dunia yang asing bagi Subchan. Cranfield University, tempat Subchan sekarang bekerja sebagai peneliti, memang memiliki studi pertahanan. Di sinilah dulu ia menyelesaikan S3 di bidang Guidance and Control (panduan dan kendali).”Berbagai proyek yang saya ikuti hampir semuanya memiliki kaitan dengan pertahanan,’ ‘ kata Subchan .

Setelah lulus doktor, Subchan meneruskan post doctoral pada Departement Informatics and Sensors pada universitas yang sama dengan bidang yang ditekuninya sekarang: decision making, data fusion, mission planning and control (bidang pengambilan keputusan, penggabungan data, dan perencenaan misi).
bonek_or_inarUTO

Ia mengaku tidak pernah membayangkan dan berencana menjadi peneliti militer. Tapi kuliah S3 di Cranfield University membuatnya menekuni penelitian dan pengembangan teknologi militer. Ia pernah meneliti ‘awan yang tercemar nuklir’. Bila semisal ada kebocoran di reaktor nuklir, Subchan membantu menentukan luas wilayah yang tercemar bahan berbahaya. Dari sini bisa ditentunkan warga di wilayah mana yang harus diungsikan karena kebocoran nuklir tersebut.

”Inilah yang membuat saya senang dan menikmati bidang saya. Ada hasil nyata yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan manusia,” kata Subchan yang juga sering menjadi pembicara pada forum pengajian di Swindon dan London.

Untuk masa depan Saturn yang ia kembangkan bersama Team Stellar, ia belum tahu persis kapan selesai dan dipakai oleh kalangan militer. Yang jelas, teknologi yang dipakai sangat kompleks dan membutuhkan dana yang besar.”Kalau dananya tersedia mungkin Saturn bisa hadir lebih cepat,” katanya.(el)

For foto-foto :

DR Subchan + SATURN




SATURN UAV



IDENTIFIKASI TARGET


sumber :

sumber

READ MORE - Doktor asal Jombang Menangi Kompetisi Teknologi Pertahanan di Inggris
READ MORE - Doktor asal Jombang Menangi Kompetisi Teknologi Pertahanan di Inggris

Minggu, 04 April 2010

Bikin Tombol Dan Fungsi Menu dengan CVAVR

Ya berhubung masih newbie,, jadinya tutorialnya yang ringan2 saja ya,, harap maklum kerjaan saya Cuma tidur, makan n maen trus.. hehhehehe..
Sekarang saya akan membahas tentang caranya bikin program menu… Kayak HP tu kan kalo mau masuk ke menu utama tinggal pencet tombol yang ada di tengah2 atas itu.. Kecil-kecil hitam manis menarik hati… Loh kok malah ngaco….. hehehhe..
Pertama-tama kita buat dulu rangkaian elektroniknya… Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah Push Button bukan push toggles lho… Tau kan bedanya.. Kalu yang toggles bila dipencet sekali ga akan balik ke posisi semula karena adanya suatu penahan atau kancing dan bila dipencet sekali lagi baru balik ke posisi awal,, ya kayak saklar listrik gt lah… Namun kalo push button langsung balik ke posisi awal karena diberi semacam suspensi atau pir. Jumlahnya sesuai yang kita inginkan aja ya.. Tapi ga bisa banyak2 karena satu tombol hanya untuk satu PIN di mikro.. Beda lagi ntar kalo pake keypad.. 8pin aja bisa untuk 16 tombol (menggunakan teknik multiplekser.. {waduh kok inggrisnya njawi,, maklum masih k-gok bahasa inggris n jawa tulen nih}.Belum akan dibahas dulu tentang keyapad, akan dibahas kalau sudah waktuny, kalau ada watu buat bkin artikelnya.. hehehehe).
Supaya programnya ntar ketahuan apakah berjalan sesuai keinginan kita,maka kita tambah indicator. Biar gampang pake LCD 16x2 saja karena pembahasan LCD sudah saya ada di blog ini,, jadi akan mudah dalam latihan tombol menu…
Selanjutnya langsung aja ke pembahasan,, pertama-tama siapin dulu hardwarenya dan softwarenya(cvavr). Untuk hadware kita langsung aja bikin skematiknya seperti gambar berikut :

Tu kan pus button atau switch kaki 4 berjumlah 3 buah,,, dari 4 buah itu yang dipakai Cuma 2 saja,, karena fungsi dari 2 kaki sama dengan pasangannya,, wiring nya salah satu dihubungkan dengan PIN di mikro dan salah satu di VCC atau GND ( apabila VCC berarrti aktif High dan bila GND merupakan aktif Low),, saya sarankan memakai aktif Low karena mikro mempunyai karakteristik lebih cepat memproses logika 0. Dalam skematik tersebut saya juga menggunakan aktif LOW.

Apabila semua sudah siap tinggal sambungin saja ke pin di mikro kemudian tinggal coding.. sama seperti sebelum-sebelumnya :
1. Pertama masuk ke CVAVR dan memulai new project


2. Atur miro apa yang digunakan dan berapa clock yang diguanakan


3. Kemudian inisialisasi LCD masuk ke PORT apa..


4. Dan bikin fungsi PIN yang dihubungkan dengan push button dengan fungsi inputan, karena ntar fungsi pushbutton sebagai pemberi logika (inputan) ke dalam mikronya.. Dan jangan lupa fungsi inputan tersebut diganti dengan P atau pull up karena kita menggunakan push button bukannya T sebagai toggles . seperti gambar berikut :


5. Apabila sudah ke menu file dan pilih generate, save, and exit.. Dan memulai coding
Codingnya sebagai berikut :
Biar mudah kita bikin saja state-state untuk memudahkan pembuatan fungsi menu.
Pertama bikin coding utama seperti ini :



Untuk penjelasan LCD saya anggap sudah bisa jadi saya lewati saja,, langsung aja ke fungsi Menu nya.
Saya rasa program Menu nya sangat mudah dipahami, pasti kalian sudah bisa memahaminya.. Apabila tombol satu dipencet maka akan masuk ke state yang disebutkan dalam program, dan seterusnya.
Karena inisilaisasi variable dalam program masih belum ada maka kita bikin inisialisasinya :
a. tombol satu,dua,dan tiga (melihat dari hadware yang dibuat, kalo saya menggunakan PINC0-2)


b. fungsi dalam state

c. State itu sendiri
Unsigned char state

d. Dan header delay
#include

Selamat Mencoba






READ MORE - Bikin Tombol Dan Fungsi Menu dengan CVAVR
READ MORE - Bikin Tombol Dan Fungsi Menu dengan CVAVR

Kamis, 01 April 2010

Sistem Kontrol Open Loop dan Close Loop

1 Sistem Kontrol Open Loop
Open loop control atau kontrol lup terbuka adalah suatu sistem yang keluarannya tidak mempunyai pengaruh terhadap aksi kontrol. Artinya, sistem kontro terbuka keluarannya tidak dapat digunakan sebagai umpan balik dalam masukan

Dari gambar 1 di atas dapat diketahui persamaan untuk sistem lup terbuka :

Dalam suatu sistem kontrol terbuka, keluaran tidak dapat dibandingkan dengan masukan acuan. Jadi, untuk setiap masukan acuan berhubungan dengan operasi tertentu, sebagai akibat ketetapan dari sistem tergantung kalibrasi. Dengan adanya gangguan, system control open loop tidak dapat melaksanakan tugas sesuai yang diharapkan. System control open loop dapat digunakan hanya jika hubungan antara masukan dan keluaran diketahui dan tidak terdapat gangguan internal maupun eksternal.

2 Sistem kontrol lup tertutup (Close Loop)
Sistem kontrol lup tertutup adalah sistem kontrol yang sinyal keluarannya mempunyai pengaruh langsung pada aksi pengontrolan, sistem kontrol lup tertutup juga merupakan sistem kontrol berumpan balik. Sinyal kesalahan penggerak, yang merupakan selisih antara sinyal masukan dan sinyal umpan balik (yang dapat berupa sinyal keluaran atau suatu fungsi sinyal keluaran atau turunannya, diumpankan ke kontroler untuk memperkecil kesalahan dan membuat agar keluaran sistem mendekati harga yang diinginkan. Dengan kata lain, istilah “lup tertutup” berarti menggunakan aksi umpan – balik untuk memperkecil kesalahan sistem.

Dari gambar 2 di atas dapat diketahui persamaan yang digunakan dalam close loop sistem :

Pada Gambar 8.2 menunjukkan hubungan masukan dan keluaran dari sistem kontrol lup tertutup. Jika dalam hal ini manusia bekerja sebagai operator, maka manusia ini akan menjaga sistem agar tetap pada keadaan yang diinginkan, ketika terjadi perubahan pada sistem maka manusia akan melakukan langkah – langkah awal pengaturan sehingga sistem kembali bekerja pada keadaan yang diinginkan.
Dalam hal lain jika kontroler otomatik digunakan untuk menggantikan operator manusia, sistem kontrol tersebut menjadi otomatik, yang biasa disebut sistem kontrol otomatik berumpan balik atau sistem kontrol lup tertutup, sebagai contoh adalah pengaturan temperatur.
Sistem kontrol manual berumpan-balik dalam hal ini manusia bekerja dengan cara yang sama dengan sistem kontrol otomatik. Mata operator adalah analog dengan alat ukur kesalahan, otak analog dengan kontroler otomatik dan otot – ototnya analog dengan akuator. Hal inilah yang membedakan dengan sistem kontrol lup terbuka yang keluarannya tidak berpengaruh pada aksi pengontrolan, dimana keluaran tidak diukur atau diumpan–balikkan untuk dibandingkan dengan masukan.
Sistem kontrol lup tertutup mempunyai kelebihan dari sistem kontrol lup terbuka yaitu penggunaan umpan–balik yang membuat respon sistem relatif kurang peka terhadap gangguan eksternal dan perubahan internal pada parameter sistem dan mudah untuk mendapatkan pengontrolan “Plant” dengan teliti, meskipun sistem lup terbuka mempunyai kelebihan yaitu kestabilan yang tak dimiliki pada sistem lup tertutup, kombinasi keduanya dapat memberikan performansi yang sempurna pada sistem.
READ MORE - Sistem Kontrol Open Loop dan Close Loop
READ MORE - Sistem Kontrol Open Loop dan Close Loop